JAKARTA – Perusahaan pengembangan properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) membukukan laba bersih pada kuartal pertama 2010 sebesar Rp 85,09 miliar. Jumlah itu melonjak signifikan dibandingkan periode sama 2009 sebesar Rp 2,98 miliar. Bahkan, pencapaian laba bersih periode tersebut jauh melampaui perolehan laba sepanjang 2009 sebesar Rp 25,61 miliar.
Presiden Direktur Intiland, Lennard Ho Kian Guan, mengatakan, lonjakan laba bersih Intiland sepenuhnya ditopang peningkatan kinerja penjualan, baik dari sektor residensial maupun jasa sewa pekantoran.
“Nilai pendapatan bersih Intiland tercatat mencapai Rp 277,88 miliar atau naik hampir tiga kali lipat dibanding periode sama 2009 sebesar Rp 95,82 miliar,”paparnya, di jakarta, kamis(13/5).
Lennard Ho menuturkan, sektor perumahan masih menjadi kontributor pendapatan terbesar, yakni 89 persen. Penjualan dari sektor ini tercatat mencapai Rp 246,94 miliar, atau naik 362 persen dibandingkan periode sama 2009.”Kontributor pendapatan lainnya berasal dari jasa sewa, pemeliharaan dan daya )6,5 persen), sarana olah raga (32 persen) dan dari pendapatan lain-lain sebesar 1,4 persen,” paparnya.
Penjualan dari sektor residensial, khususnya dari perumahaan Taman Saman Indah, Jakarta Barat dan perumahan Graha Famili, Surabaya, meningkat jauh sepanjang kuartal pertana 2010. Strategi manajemen untuk melakukan penjualan cepat tehadap sisa inventori. Menurut dia, juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan penjualan. “Namun, penjualan cepat tersebut dilakukan terhadap inventori yang bukan inti, sudah matang dan hanya memberikan keuntungan yang rendah,” ujar Lennard Ho.
Lennard Ho mengungkapkan kondisi makroekonomi yang relatif kondusif memberikan keyakinan bagi perseroan untuk melakukan sejumlah langkah ekspansi. Pada kuartal pertama 2010, perseroan meluncurkan sejumlah proyek hunian baru di Jakarta, seperti apartemen 1Park Resideces dan proyek Penang Residences serta Graha Natura di Surabaya.
Manajemen Intiland masih akan memfokuskan upaya trnsformasi usaha secara strategis tahun ini. Salah satu langkah strategi yang telah dilaksanakan adalah penawaran umum saham terbatas(rights issue)III pada April 2010.
Melalui rights issue, perseroan menawarkan 2,073 miliar lembar saham dengan harga Rp 1.000 per lembar. Pascaproses rights issue, total jumlah saham perseroan bertambah menjadi 5,12 miliar lembar, dari sebelumnya sebanyak 3,1 miliar. Perubahan lainnya pasca-rights issue terjadi pada nilai aset perseroan yang naik yang cukup tunggi dari Rp 2,11 triliun menjadi4,02 triliun.
By : Republika ekonomi&bisnis 14/05/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar