Minggu, 11 Oktober 2009

Profil Diri

Nama : Nugratama Imansyah
NPM : 20207806
dosen : Sugito Martodiwiryo

Pada selasa malam terdengar tangisan keras. Bukan perasaan marah ataupun kesal dari orang-orang sekitar, melaikan kebahagiaan yang terpancar diraut banyak orang yang telah lama menuggu hari ini. Orang-orang sekitar bersorak bahagia dikarenakan hadirnya bayi laki-laki yang tampan dan rupawan, itulah aku.seorang laki-laki menatap ku dengan rasa bangga dan menaruh harapan besar kepada ku di kemudian hari. Seorang ibu dengan badan yang lemas manatap ku dengan senyuman tipis di bibirnya.

Nugratama imansyah yang terucap di bibir pasangan yang sedang bahagia tersebut. Dikarenakan datangnya anugrah yang pertama d kehidupan mereka.Oleh karena itu, tidak disia-siakanlah pemberian Tuhan YME tersebut. Berbagai macam usaha dan upaya dilakukan agar aku dapat menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara di suatu hari nanti. Dari pelajaran formal sampai informal diberikan kepada ku.

Aku dibesarkan dalam kehidupan yang sederhana. Tinggal di lingkungan komplek akademi gizi, Banda aceh. Bergaul dengan lingkungan sekitar yang membuat ku lebih kreatif dan memiliki ide-ide yang konyol. Sampai pada suatu hari kedua orang tua ku sedang tidak ada dirumah. Di luar, hujan membasahi rumah ku dengan sangat lebat. Kebetulan saat itu aku sangat ingin sekali untuk mandi hujan, maka tanpa berfikir kalau akan di mrahi nantinya. Aku dan teman ku nekat mandi hujan. Kami main kapal-kapalan dengan sangat gembira. Karena kami jarang mendapatkan suasana seperti ini. Tanpa sadar aku telah mengotori lantai rumah dengan tanah yang menempel di kakiku. Akhirnya kedua orang tuaku pulang. Marahlah ayahku melihat hasil perbuatanku itu. Di kuncilah aku di luar rumah. Entah berapa lama aku diluar menggigil menahan dinginnya udara di luar sini. Akhirnya aku menyesal dengan perbuatanku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Pada saat aku mulai belajar sepeda, kira-kira aku berumur 5 tahun dan aku baru masuk taman kanak-kanak. Sangat sulit untuk mengendarai sepeda, mungkin karena aku baru belajar. Ayahku selalu memperhatikan ku. Pada suatu hari saat aku sedang belajar sepeda dan sampai saat itu juga aku belum dapat mengendari sepeda. Tiba-tiba dari belakang ayahku mendorong sepeda ku sangat kuat, sehingga aku terjatuh ke dalam semak-semak. Aku menangis karena kakiku terasa sakit. Tetapi dengan begitu saya jadi bisa megendarai sepeda dengan baik. Berbagai macam ukuran sepeda saya dapat menaikinya. Banyak hal-hal yang menararik lainnya saat aku tinggal di Banda aceh.

Pada saat aku berumur 7 tahun, aku pindah ke jakarta. Ayahku memutuskan pindah ke jakarta karena kakekku meninggal. Aku tidak begitu mengenal sosoknya, karena selama beliau masih hidup aku tinggal di Aceh. Aku hanya bisa mendengar cerita dari ayahku, nenek dan paman-pamanku tentang keperibadian beliau. Tetapi hanya dengan mendengar kisah hidupnya, aku sangat bangga telah mempunyai kakek yang seperti itu. Masuklah suasana yang baru di dalam hiduku. Dari lingkungan sampai teman baru. Aku tinggal di rumah nenek. Sekolahku tidak jauh dari rumah nenek. SDN Kebon Melati 02 pagi nama sekolahku. Dari menangis, tertawa, marah bahkan sampai berkelahi dengan senior di karenakan hal kecil, yaitu permainan gundu.

Setelah tujuh tahun lamanya aku tinggal dirumah nenek, akhirnya aku pindah ke rumah ku sendiri di ciputat. Menjadi jauhlah perjalanan ku menuju ke sekolah, dikarenakan sekolahku di smp negeri 40 jakarta yang letaknya di bendungan hilir (benhil). Setiap pagi aku harus berjuang ke sekolah dengan berhimpit-himpitan di kereta. Berteman dengan tukang sayur maupun pedangang asongan yang menjajahkan barang dagangannya dari gerbong ke gerbong kereta lainnya. Karena kereta yang aku tumpangi berasal dari stasiun Rangkas bitung dan bertujuan ke stasiun Kota. Jadi semua jenis profesi ada di dalam kereta tersebut. Begitu juga saat aku sma, aku memilih sma negeri 35 jakarta yang lokasinya di karet tengsin. Sama jauhnya seperti smp aku. Sma 35 terkenal dengan disiplinnya. Dari segi panampilan maupun kehadiran. Bila terlambat, siswa tidak di berikan kompensasi untuk mengikuti pelajaran. Bila terlambat sampai 3 kali berturut-turut maka orang tua siswa diharuskan untuk datang ke sekolah.

Saat ujian nasional (UN), banyak siswa yang takut kalau dia tidak akan lulus, termasuk aku. Segala upaya dilakukan agar bisa lulus dan mendapatkan hasil yang terbaik. Dari belajar dengan giat, mengharapkan contekan dari teman maupun kunci jawaban dari via sms. Entah dari mana asalnya sms kunci jawaban tersebut. Pada akhirnya semua yang aku harapkan menjadi kenyataan. Aku lulus dengan nilai yang cukup baik. Begitu pula dengan teman-temanku. Semua angkatanku lulus. Kepala sekolah, wakil dan guru sangat senang dengan apa yang di peroleh oleh siswanya.

Setelah aku lulus aku mulai memikirkan perkuliahanku. Mau dimana aku kuliah? Sedangkan teman-temanku sudah memikirkan hal tersebut dari pertengahan sma. Dari SD sampai SMA aku selalu masuk sekolah negeri. Saat di bangku perkulihan aku masuk sekolah tinggi swasta. Tetapi semua itu sudah lewat dan tidak bisa terulang kembali. yang harus aku lakukan ialah menjalani ini semua dengan sebaik-baiknya dan menjadi yang terbaik. Tetapi aku bangga kuliah di universitas gunadarma. Karena di bangku perkuliahan inilah aku akan mencapai cita-citaku setinggi-tingginya. Walau tidak ada orang yang mengetahui masa depannya tetapi kita wajib berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi diri kita dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar